Motto : Kemarin Jejakku, Hari Ini Langkahku, Besok Tujuanku

Jumat, 23 Oktober 2015

Hikmah Dibalik Suksesnya "Bimbingan Belajar" Mendongkrak Prestasi Belajar Siswa

Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap Prestasi Belajar di Sekolah. Poerwadarminta (1987:322) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Pernyataan ini diperjelas oleh Arijo (1994:22) yang menyatakan bahwa prestasi adalah hasil usaha yang dicapai seseorang melalui perbuatan belajar yang memperoleh hasil dalam bentuk tingkah laku nyata dan baru.
Hasan (1994:84) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Hal ini bermakna bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu pada lingkungannya sehingga memperoleh pengalaman.

Jadi jelaslah bahwa Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai ukuran kemampuan yang didapat, dicapai atau ditampilkan seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam belajar. 
Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat pariatif/ berbeda.  
Permasalahan yang muncul saat ini adalah adanya saling klaim atas Prestasi Siswa antara Sekolah sebagai tempat belajar reguler siswa dan Bimbingan Belajar sebagai tempat anak menambah jam belajar di luar jam belajar siswa. Ada apa dibalik Bimbingan Belajar yang sekarang banyak digandrungi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi siswa di sekolah. Apa kelebihan model pembelajaran di Bimbingan Belajar dibanding di sekolah? Apa Efek positifnya bila model pembelajaran di Bimbingan Belajar diterapkan disekolah? Tentunya dengan memperhatikan norma yang ada di sekolah.
Berikut ini beberapa kelebihan sistim pembelajaran di Bimbingan Belajar dibanding dengan sistim Pembelajaran di Sekolah :

  1. Pemberian Hak Mengajar
  2. Prinsip Pelayanan Prima
  3. Interaksi Sosial
  4. Pemberian Trick Belajar
  5. Evaluiasi Mengajar berkala oleh siswa
  • Perbedaan yang sangat mencolok antara Bimbingan Belajar dengan Sekolah adalah pada pemberian Lisensi Mengajar Guru. Bimbingan belajar memberikan hak penuh kepada siswa untuk menerima atau menolak guru yang disediakan oleh Lembaga Bimbingan Belajar. Bila siswa merasa tidak puas dengan cara mengajar guru maka siswa diberi hak untuk minta ganti guru, dan lembaga dengan penuh tanggung jawab akan mengganti guru tersebut. Bagaimana dengan di sekolah? Lisensi mengajar diberikan oleh pemerintah pada guru tanpa memberi hak sedikitpun pada siswa untuk menilai guru apalagi minta ganti guru. Akibatnya banyak kegagalan siswa diawali dengan tidak menyukai guru yang mengajar di kelasnya. Secara psikologis memang anak tidak menyukai gurunya akan berimbas pada motivasi belajar yang rendah. Apabila prinsip Bimbingan Belajar diterapkan di sekolah saya yakin efek positifnya akan dapat dirasakan. Siswa makin termotivasi untuk belajar, dan guru termotivasi untuk berkompetisi merebut hati siswa agar memberi lisensi pada guru tersebut dalam mengajar. Siapkah sekolah......?
  • Bimbingan Belajar mempunyai prinsip menempatkan siswa sebagai raja yang harus dilayani, tentunya tanpa meninggalkan norma yang ada. Apa kebutuhan siswa sebisa mungkin Lembaga Bimbingan Belajar akan memenuhinya. Prinsip inilah yang harus dimiliki guru di Bimbingan Belajar agar bisa diterima siswa. Guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi sambil melihat apa kebutuhan siswa masuk Bimbingan Belajar. Materi yang diberikan guru menyesuaikan dengan apa kebutuhan siswa. Guru tidak bisa memaksa anak harus belajar sesuai kehendak guru. Psikologis anak juga menjadi perhatian siswa. Bila dipandang siswa dalam kondisi lelah, maka guru di Bimbingan Belajar dituntut harus dapat mengubah suasana menjadi segar, bisa dengan bergurau atau dengan yang lainnya. Bagaimana di sekolah...? Banyak kita jumpai guru hanya sekedar mengajar tanpa memperhatikan anak sudah paham belum, yang penting gugur kewajiban. Yang lebih memprihatinkan kelas ditinggal pergi hanya dengan diberi catatan untuk ditulis oleh sekretaris.
  • Untuk melayani kebutuhan belajar siswa, Bimbingan Belajar umumnya mencarikan cara-cara praktis di dalam berhitung maupun menghafal materi belajar. Beberapa Bimbingan Belajar menyebutnya dengan Trick Belajar, Smart Solution, Fastest Solution dan lainnya. Pada prinsipnya sama, Bimbingan Belajar mencarikan cara menyelesaikan soal dengan cepat dibanding dengan cara yang diberikan di sekolah. Efek positifnya materi dapat tersimpan cukup lama di memori otak.
  • Hal positip berikutnya dari Bimbingan Belajar adalah, setiap akhir semester dilakukan penilaian berkala bagi pengajar oleh siswanya. Bila nilainya menurun bisa berefek grade pengajar turun juga, yang berarti honor mengajarnya mengikuti turun. Hal terburuk bisa jadi siswa minta ganti pengajar. Beranikah setiap sekolah melakukan evaluasi semacam ini? Minimal memberi masukan kepada guru agar apa yang telah dikakukan pada siswa perlu perbaikan apa tidak. Kalaupun tidak sampai mengganti guru setidaknya ada tindak lanjut dari apa yang telah dinilai siswa bagi gurunya
Semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan sumbangan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar